Hari Buku, Dee, Perahu Kertas, dan Menulis

    Saya baru tahu hari ini adalah Hari Buku Sedunia dari Twitter lewat update beberapa orang yang saya follow, termasuk idola saya, Mbak Dewi 'Dee' Lestari. Beliau sempat update kurang lebih dua jam yang lalu, untuk mensurvei karya-karya beliau yang berkesan kepada para penggemar karya-karyanya sekaligus followersnya. Wah... Buat saya pribadi sih, semua karya beliau sangat berkesan. Tetapi karya beliau yang sangat istimewa untuk saya adalah novelnya yang berjudul 'Perahu Kertas'.
    
     Mengapa novel 'Perahu Kertas' begitu istimewa untuk saya? Karena lewat seorang karakter utama bernama 'Kugy' dalam novel tersebut, saya jadi punya semangat untuk menulis lagi sejak beberapa tahun vacuum. Maka dari itu, saya suka sekali pada karakter dalam novel yang saat diangkat ke layar lebar diperankan oleh Maudy Ayunda.

    Dari cerita dibalik pembuatan novel 'Perahu Kertas' juga, saya tahu bahwa menulis tak harus selalu dilakukan di sebuah kafe dengan ditemani secangkir kopi. Mbak Dee sendiri menulis 'Perahu Kertas' di sebuah kamar kos sewaannya di daerah Tubagus Ismail, Bandung demi mendapatkan suasana yang mahasiswa banget. Dari situ, saya tahu bahwa tempat menulis tak harus selalu sebuah kafe - oke, mungkin pengaruh terlalu banyak membaca novel atau menonton film dimana jika si tokohnya seorang penulis, pasti ia akan menulis di sebuah kafe.

    Selain novel 'Perahu Kertas', saya pun punya seorang tante yang memang suka menulis seperti saya dan beliau juga meyakinkan saya bahwa menulis bisa dimana saja dan kapan saja, juga memerlukan sebuah komitmen. KOMITMEN. Sebuah novel takkan mungkin bisa selesai dengan baik jika penulisnya tak berkomitmen untuk menyelesaikannya. 

    Apakah novel buatan kita akan selesai jika di tengah-tengah prosesnya, kita meninggalkan naskah-setengah-jadinya begitu saja? Pasti kita yang suka menulis pernah mengalami dimana setelah kita cukup lama meninggalkan naskah-setengah-jadi kita, kita mengalami kesulitan untuk mulai melanjutkannya kembali. Akan ada sesuatu yang terasa nggak asyik di sana. Entah alur ceritanya yang mendadak nggak asyik karena nggak nyambung, atau yang lebih sering terjadi adalah permainan kata-kata kita yang benar-benar nggak asyik. Saya pernah meninggalkan naskah-setengah-jadi saya, dan begitu saya kembali lagi...

Chaos.

Oke saya kapok.

    Tanpa komitmen yang kuat dari Mbak Dee selama 59 hari, pasti novel awesome yang menginspirasi saya ini takkan ada...

    Hingga novel awesome itu diangkat ke sebuah film...







   Terima kasih atas inspirasinya Mbak Dee! Untuk tahu proses pembuatan 'Perahu Kertas' lebih lanjut, kalian bisa buka link di bawah ini...



     Selamat Hari Buku Sedunia!


Comments

Popular Posts